Tanaman Hias

BUNGA KANA
(Canna sp.)
Penulis: Budi Sutomo

Walaupun asalnya dari daerah tropis Amerika, kana sering dijuluki sebagai tulip Asia. Ada pula yang menyebutnya bunga tasbih karena bijinya yang keras bisa dibuat tasbih. Apapun namanya, kana memang memikat dan mampu menyemarakkan halaman rumah Anda.
Famili Cannaceae termasuk golongan bunga semusim, rumpunnya rimbun dan tumbuh berkelompok. Bunganya mekar mekar silih berganti. Kana mempunyai lebih dari 100 spesies. Belum termasuk hasil silangan baru yang terus bermunculan. Dulu, kita mengenal bunga kana warna merah, kuning dan pink. Persilangan antar jenis menjadikan warna bunga kana kian beragam, seperti jingga, magenta, putih, kuning tua hingga campuran beragam warna.
Selain kemolekan bunganya, daun kana juga tak kalah indahnya dengan beragam warna, seperti hijau tua, merah maroon, hijau kekuningan, bahkan ada juga yang bercorak lurik menyerupai batik. Jadi, tanpa bunga pun kana cukup dekoratif sebagai tanaman hias.
Kana bisa dikembangbiakkan dengan beberapa cara, seperti pemisahan anakan, pemotongan rhizoma/rimpang dan biji. Pemisahan anakan pilihan terbanyak dengan tingkat keberhasilan tertinggi. Caranya, potong anakan dari batang induk, cungkil beserta akarnya dan usahakan tanah tetap melekat di sekeliling akar. Gunakan pisau tajam dan lakukan dengan hati-hati agar akar tidak terkoyak atau putus.

Media tanam kana sangat sederhana, tanah gembur, kaya akan unsur hara dan memiliki drainase yang baik. Gunakan media tanah kebun, pupuk kompos, dan pasir halus dengan perbandingan 1:1:1/4. Ketinggian idealnya 200 - 1200 m di atas permukaan laut. Tanaman ini juga membutuhkan cahaya matahari 6 - 11 jam per hari.
Jika Anda menanam dalam pot ganti media tanam setiap 6 bulan sekali untuk memperbaiki struktur tanah. Sesekali beri pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang. Bila menggunakan pupuk anorganik, pilih NPK dengan perbandingan 15:15:15. Pupuk ini sebaiknya diberikan sekali dalam 3 bulan.

Kana termasuk tanaman yang mudah dipelihara. Musuh tanaman biasanya berupa ulat kantung pemakan daun, tungau merah, kutu putih dan penyakit karat daun akibat serangan jamur Puccinia kuehnii. Pengendalian hama dilakukan dengan cara mekanis dan kimiawi. Cara mekanis dengan membersihkan daun, batang dan area sekitar media tanam. Sedangkan cara kimiawi dengan penyemprotan insektisida secara berkala. Untuk hama, basmi dengan menyemprotkan Sevin 85 S Decis atau Perfection dengan kosentrasi 0,2%. Sedangkan jamur bisa dikendalikan dengan menyemprotkan fungisida Antracol 70 WP berkonsentrasi 0,2%. Budi Sutomo

0 komentar:

Posting Komentar

 
  • Ilmu Memasak © 2012