BUNGA KAMBOJA, BUNGA TROPIS YANG EKSOTIS

Jenis silangan ini biasanya memiliki tanda berupa warna bunga yang bervariasi dan berkelopak besar. Varietas plumeria rubra, misalnya, ditandai ujung daun dan kelopak bunga runcing. Sedangkan plumeria obtuse ditandai dengan ujung daun dan kelopak membulat.

Penulis&Foto: Budi Sutomo

Bunga tropis satu ini memang elok dipandang. Kuntum bunganya membentuk rosset dengan semburat warna terang di tengahnya. Bunganya beraroma harum lamat-lamat membuat kamboja seolah menyimpan pesona mistis. Belakangan, kamboja semakin digemari karena mengandung aneka manfaat.

Banyak orang mengira kamboja berasal negara Kamboja. Dugaan ini keliru karena ternyata tanaman ini berasal dari daratan Amerika Tengah. Kamboja (Plumeria SP) ditemukan Charles Plumier (1646-1706), botanis asal Perancis. Untuk mengingat sang penemu, nama belakang charles Plumier diabadikan menjadi nama latin bunga ini.
Keluarga Kamboja
Kapan dan bagaimana kamboja menyebar ke Indonesia, tak ada data yang pasti. Menurut beberapa sumber, tanaman kamboja menyebar ke Indonesia melalui Belanda.

Satu hal yang pasti, Indonesia juga memiliki varietas kamboja asli: jenis kamboja berbunga putih dengan bagian dalam berwarna kuning (plumeria alba). Bunganya berukuran kecil dengan kelopak yang tidak terbuka penuh saat mekar. Kamboja jenis ini banyak di temukan di Jawa dan tempat-tempat peribadatan di Bali.
Pakar botanis menemukan empat jenis (spesies) kamboja: plumeria obtusa, plumeria pudica, plumeria rubra dan plumeria acutifolia. Selain empat jenis di atas, ada pula Rubra Tricolor atau Rubra Hybrid yang merupakan hasil silangan.

Karakteristik Kamboja Kamboja sangat cantik sebagai elemen taman. Banyak area taman publik, perkantoran dan halaman rumah menjadi asri dengan kehadiran bunga ini. Sosok keseluruhan tanaman ini sangat eksotis dengan bentuk batang yang sangat artistik dan dekoratif. 
Sebetulnya, kamboja termasuk tanaman sekulen (banyak mengandung air). Pohonnya bisa bertahan hidup hingga puluhan tahun dan mencapai tinggi 7-10 meter. Daunnya berwarna hijau dengan urat daun jelas terlihat.
Bisa dibilang, kamboja dapat berbunga sepanjang tahun. Bahkan, pada bulan-bulan tertentu kamboja berbunga banyak. Tangkai bunga muncul dari ujung batang, pada setiap tangkai bunga bisa dijumpai puluhan kuntum bunga. Biasanya, kamboja berbunga serentak, namun ada jenis tertentu yang bergantian.



Mudah Berkembang-biak
Umumnya, kamboja mudah berkembang-biak. Bisa dengan penyemaian biji atau stek batang. Tanaman ini juga bisa tumbuh di dataran tinggi dan rendah. Kamboja tidak suka air yang menggenang, jika kelebihan air siraman batangnya menjadi busuk karena virus. Kamboja juga suka sinar matahari sepanjang hari, jadi tanamlah di area terbuka.
Untuk media tanam, sebaiknya gunakan media porus (tidak mengikat air). Misalnya, tanah kebun, pasir kasar dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Siram secukupnya 2 kali dalam seminggu.

Selain ditanam di lahan terbuka, kamboja juga terlihat cantik bila ditanam dalam pot. Pot dari semen cor ukuran besar paling cocok untuk kamboja. Hindari pot plastik karena lembab dan sistem drainasenya kurang baik.

Agar tampil prima, beri pupuk NPK setiap enam bulan sekali. Tanaman ini jarang terserang penyakit. Ulat dan belalang pengerat tak menyukai daun dan batangnya yang bergetah. Yang sering kita jumpai justru daun layu akibat serangan kutu dan virus daun.
Hindari penyakit layu daun dengan menjaga kebersihan media dan lakukan penyemprotan fungisida dan insektisida secara berkala.


Mengobati Berbagai Penyakit
 
Selain cantik dipandang, kamboja juga menyimpan sejuta manfaat. Getah putih yang terdapat di seluruh bagian tanaman mengandung fuvoplumierin. Zat ini dipercaya dapat mencegah pertumbuhan bakteri. Bunganya yang cantik bermanfaat sebagai obat turun panas, batuk melancarkan air seni dan buang air besar.
Senyawa lain, seperti plumerid yang terdapat dalam kulit batang dapat menyembuhkan tumit pecah-pecah. Satu hal yang perlu diperhatikan, hindari getah kamboja dari mulut dan mata. Zat aktif yang terkandung di dalamnya dapat membuat gigi rontok dan merusak mata.

Teks: Budi Sutomo

0 komentar:

Posting Komentar

 
  • Ilmu Memasak © 2012